Selasa, 30 November 2021

SATU GURU


GMLD DAN BLOG

Komunitas adalah kumpulan , itulah benakku pertama berpikir untuk mencari kumpulan yang berisi orang-orang yang satu minat dengannku, satu keinginan dan satu tujuan yang sama, untuk memudahkan proses peningkatan kompetensi. Saat ini saya tidak mengikuti kumpulan atau komunitas yang ada di tingkat kecamatan seperti MGMP karena sudah merasa patah arang ketika Ijazah tidak linier dengan mapel yang di ajar. Kini saat usia tidak lagi muda sebagai seorang yang berprofesi sebagai guru saya di tuntut untuk meningatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut dalam menjalankan tugasnya adaptif, inovatif, kreatif dan kritis dalam proses pembelajaran. Kemajuan dan perkembangan pembelajaran terus bergerak secara eksponensial mengikuti perubahan peradaban teknologi, dari alat dan media, materi, kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yang akhirnya memaksa saya harus mempelajari teknologi-teknologi pembelajaran baik dari alat, materi dan media pembelajaran yang terbaru.
Mulailai saya berseluncur di dunia maya, dengan mengandalkan mesin pencari mulaila saya mencari bahan ajar sesuai dengan materi pembelajaran yang berbasis teknologi aplikasi, mulai dari aplikasi Powerpoint , My Paint, Canva, Filmora, OBS Studio, dan juga media sosial seperti Facebook, Youtube, Zoom, WA dan lain sebagainya. Bersyukurnya di sekolah sudah di pasang Internet dengan Wifi menjadi mudah ketika akan berselancar di dunia maya dan kendala financial untuk kuota internet pribadi sudah teratasi.
Saat berselancar di Facebook , menemukan informasi pelatiah menulis gratis!, kenapa saya tertarik? karena saya pernah punya keinginan untuk menjadi penulis tapi belum pernah terealisasi dengan baik penyebabnya adalah saya belum pernah mengikuti pelatihan, ingin mengikuti pelatihan tapi berbiaya mahal, sebagai seorang guru dari sekolah swasta kadang kala dari hasil penghasilan mengajar semua diperuntukan untuk pengeluaran rumah tangga, untuk investasi pengembangan diri belum tersedia. peluang ini saya ambil dengan baik.


Dari sinilah akhirnya saya bisa bergabung dengan grup GMLD ( Guru Motivator Literasi Digital ). di grup inilah saya di wajibkan membuat Blog dan  meresume materi-materi pelatihan yang disampaikan oleh Narasumber. dan ternyata lengkap sekali ada kurikulumnya dan  jadwal pelatihannya , sampai berkata dalam hati "apakah benar semua ini gratis ?"
Mulailah saya membuat Blog dan mencoba melakukan resume pelatihan dari naraumber; dan ternyata membangkitkan kepercayaan diri kembali untuk menulis. sebelumnya keinginan untuk menulis belum terlaksanacapalagi aktivitas di sekolah yang sangat sibuk, karena di sekolah saya banyak mendapatkan amanah, mulai dari Kepala Tata Usaha yang mengurus semua administrasi sekolah mulai dari Kepegawaian sampai dengan pembelajaran ( KBM ), juga di amanahkan menjadi Operator Sekolah (OPS) yang mengurusi data Siswa dan GTK secara online juga memegang mata pelajaran sebagai guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS ) dari kelas 7 (tujuh) , kelas 8 (delapan ) dan kelas  9 ( sembilan ).

Keberhasilan membuat resume pertama kali saat mengikuti pertemuan pertama dengan Nara sumber OM Jay 

Link Resume : https://mchaerudinspd.blogspot.com/2021/11/membangun-digital-space-yang-aman-untuk.html
 Berlanjut pertemua ke 2

Link Resume : https://mchaerudinspd.blogspot.com/2021/11/resume-pertemua-ke-2-kelola-jejak.html

Sampai tak terasa  sudah menulis resume ke 10 :
Link Resume : https://mchaerudinspd.blogspot.com/2021/11/anak-muda-berani-bikin-perubahan-di.html

LITERASI DIGITAL
Di era society 4.0 atau revalousi industri 4.0. Sering juga disebut Keterampilan 4.0. atau  keterampilan abad 21.Pada era ini sebagai pengajar dan pendidik agar terus menjadi teladan, terus mau belajar keterampilan abad 21 dan terus memotivasi peserta didik kita. Seperti perkataan Ki Hajar Dewantoro Bapak Pendidikan Indonesia "Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani" artinya di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.

Apa itu keterampilan, menurut beberapa ahli , keterampilan adalah sama dengan kemampuan atau skill, keterampilan itu bisa dipelajari, bisa digali, bisa di latih dari sebuah proses untuk di kembangkan melalui proses belajar, praktek, latihan dan pengalaman sehingga menjadi sebuah keterampilan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cekatan yang dilakukan dengan konsisten.

Literasi Digital adalah pengetahuna dan kemampuan untuk menggunakan tekhnologi digital seperti smart phone atau jenis gawai lainnya ) , alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam proses menemukan, mengevaluasi, menggunakan, dan membuat informasi, serta memanfaatkannya secara sehat, bijak, cermat, tepat dan patuh hukum.

Dengan telah bergabungnya saya di kelas GMLD  ini  saya bertambah pengetahuan tentang literasi digital dan bagaimana mengantisipasi berita hoak dan fake new. 


MENGAJAR ITU MENYENANGKAN

Dengan pengalaman bertambah setiap hari menulis di blog dengan meresume materi dan mulai rajin  berselancar di dunia maya akhirnya dapat membantu menambah pengayaan materi pembelajaran dengan menampilkan video, film dan Powerpoint , yang akhirnya pada saat pembelajaran siswa menjadi senang. Seperti pada pelajaran sejarah  Perang Dunia 2 dengan menampilkan film yang menggambarkan bagaimana BOM Atom Sekutu di jatuhkan di Kota Nagasaki (Jepang) siswa sangat antusias . Dengan berkembangnya tekhnologi pembelajaran bisa menjadi sangat menyenangkan. sampai pada akhirnya saya menceritakan pengalaman baru dalam membuat blog dan melakukan penulisan resume pada blog kepada siswa dan juga melakukan share link melalui grup WA mapel IPS. dan juga saat mengajar di kelas saya menceritakan bagaimana menariknya kegiatan positif di dunia maya seperti membuat blog dan interaksi lainnya. 

Banyak rencana kedepan dari hasil mengikuti pelatihan di kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) membuat pelatihan di sekolah. Akhirnya pada kesimpulan dengan kemajuan tekhnologi dengan aplikasi-aplikasi terbaru dan kita bisa menggunakannya dalam pembelajaran di pastikan mengajar itu menyengkan.

Banyak rencana kedepan juga saya ingin menjadi penulis, bercita-cita bisa menerbitkan buku seperti para narasumber di kelas GMLD.

Rencana kedapan juga berkeinginan menjadi agen perubahan di dunia pendidikan seperti para pendiri grup GMLD, para narasumber  yang telah ikhlas mencurahkan ilmu, berbagi dalam kelas pelatihan dengan gratis. semoga amal perbuatan di balas berkali-kali lipat dan menjadi pemberat amal kebaikan aamiin.






Senin, 22 November 2021

ANAK MUDA BERANI BIKIN PERUBAHAN DI DUNIA DIGITAL

NaraSumber : Ibu Rosminiyati, S.Pd
Moderator  : Bpk. Muliadi
Kelas : Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)


Pertemuan ke 10 kegiatan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)  dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 November 2021 di kelas ini kembali belajar tentang Literasi Digital dengan Tema “ Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” dengan narasumber  Ibu Rosminiyati,S.Pd dan Moderator Bpk. Muliadi dengan menggunakan aplikas Whatsapp.

Profil
Rosminiyati, S.Pd  adalah peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 19 (12 Juli s.d. 17 September 2021) yang dengan penuh perjuangan baru saja lulus dari kelas belajar ini (Oktober 2021).
Berkat ilmu dan semangat yang terus menerus diberikan oleh para guru di kelas Belajar Menulis, keberanian untuk mengalahkan rasa takut dan tidak percaya diri mulai tumbuh. Akhirnya, “Lomba Blog tingkat Nasional dalam Memperingati Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda” yang diselenggarakan oleh Guru Blogger Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Guru TIK PGRI pada Bulan Oktober 2021 pun diikuti. Keberhasilan menaklukkan blog gurupenggerakIndonesia.com merupakan pengalaman yang luar biasa. Keajaiban yang diberikan Allah dari usaha yang tak terhingga adalah juara 2 dalam perlombaan bergengsi ini.

Bermodalkan motto “Belajar tak mengenal usia” dan kesempatan berbagi yang diberikan begitu luas oleh Om Jay dan Tim, telah pula mengantarkannya untuk belajar menjadi moderator pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI gelombang 21 dan 22 dan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital angkatan pertama ini.

Karya-karya hasil Belajar Menulis Ibu. Rosminiyati,S.Pd :
Buku antologi “Writing is My Passion – Jilid 1” Agustus 2021
Buku antologi “Merdeka Berpantun Cinta Budaya Negeri” September 2021
Buku solo “Jendela Literasi – Kumpulan Artikel Dunia Menulis dan Menerbitkan Buku” Oktober 2021.

Materi
Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital

Tema tersebut, sesungguhnya ingin mengulik 2 kata kunci yang menjadi pedoman pembahasan hari ini.
1.Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).
2.Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Pertanyaannya Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?, jawabnnya adalah :
1.Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.Tak hanya itu, derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh murid-murid kita.
2. Menyalurkan hobi. (sudah dijelasakn narasumber sebelumnya)
3.Tambahan penghasilan. (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)
4. Berbagi (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)

5 ( Lima ) hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital :
1.Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.
2. Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.
3.Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.
4.Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.
5.Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu.

Menurut narasumber kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. (KBBI V online). Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital. Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita. Seperti yang sama-sama kita ketahui, anak-anak tidak akan bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka lihat atau tiru. Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah? atau tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan?

"Terkait perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya."

Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:
1. Tidak bisa -> bisa;
2. Tidak berani -> berani;
3. Sudah bisa -> banyak/terampil;
4. Banyak -> berkualitas;
5. Sendiri -> kolaborasi;
6. Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;
7. Tidak berguna -> bermanfaat;
8. Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/memotivasi;
9. Dan lain-lain.

Untuk melakukan perubahan di dunia digital, tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya. Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama. Selanjutnya, jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah.

Uraiannya sebagai berikut ;
1.Mengubah mindset (pola pikir), antara lain:
•Usia tua  Merasa muda
•Guru jadul -> Guru gaul
•Tidak sempat ->Menyempatkan diri
•Tidak mampu -> Saya bisa
Usia tua sering dijadikan alasan bagi guru-guru untuk tidak berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih sebentar lagi akan pensiun, dan lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan perangkat perkembanagn dan kemajuan yang dimilikinya, justru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi murid-murid kita untuk berubah juga. “Guru jadul aja bisa gaul, masak kamu gak?”. Tidak sempat juga sering diajadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.
2. Meluruskan niat. 
Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.
3.Berani keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri. Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.
4.Bergabung dalam komunitas. Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar. Salah satu komunitas yang menawarkan menu lengkap dan istimewa tanpa biaya adalah Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai Om Jay.  Di komunitas ini, kita bisa bermetamorfosa begitu cepat. Kita bisa belajar banyak hal. Jika tidak percaya, silakan buktikan sendiri.
5.Bangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.
6.MULAI. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.

Selanjutnya, untuk jenis platform digital, cukuplah kita fokus pada yang kita sukai dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lainnya. Terkait tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan platform digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka. Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.
Bagaimana caranya?
1.Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.
2.Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:
• Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;
• Pada saat upacara atau waktu khusus.
3.Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.
•Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.
4.Memotivasi:
• Mengadakan perlombaan;
• Memberikan hadiah, dll.



Closing statement
Belajar tak mengenal usia. Berbagi adalah jalan menuju keabadian ilmu dan kebaikan. Di langit masih ada langit, karena itu tetaplah merunduk di saat kita telah berisi. 
Mulailah gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari hati, tanpa menunggu instruksi, serta libatkan Allah dalam setiap urusan.

Sampailah diskusi hari ini pada sesi sesi tanya jawab di pandu oleh Moderator Bpk. Muliadi. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang bermutu dan yang di jawab narasumber dengan berkualitas, menambah motivasi saya, bersemangat  dan berdoa semoga selalu bersemangat mengikuti diskusi-diskusi yang diadakan dalam grup ini GMLD (Grup Motivator Literasi Digital) dan benar-benar grup ini berisi para Motivator yang keren From Zero to Hero, saya Salut..Bangga...telah gabung dalam grup ini. Terima kasih ya Allah.

Alhamdulillah, kegiatan pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) pertemua ke 10 berjalan dengan lancar. Terima kasih kepada Ibu Rosminiyati, S.Pd yang telah tulus berbagi kepada kami semua. Semoga ilmu ibu berikan dapat mengantarkan kami kepada kebaikan, dan keberkahan bagi kita semua. Semangat...semangat...semangat....semangat....semangat....

Parungpanjang, 22 November 2021
Penulis,


M. Chaerudin,S.Pd














Sabtu, 20 November 2021

Cara Ampuh Memaksimalkan Potensi di Digital Word

Nara Sumber : Ibu. Helwiyah
Moderator     :  Ibu MS Phia
Kelas             : Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)


Pertemuan ke 9 kegiatan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)  dilaksanakan pada hari Jum'at  tanggal 19 November 2021 di kelas ini kembali belajar tentang Literasi Digital dengan  Tema “ Memaksimalkan Potensi di Digital World ” dengan narasumber  Ibu Helwiyah dan Moderator Ibu MS Phia dengan menggunakan aplikasi Zoom.

Helwiyah, lahir di Jakarta Pada 10 Desember 1971, masa SD, SMP dan SMK diselesaikan di Jakarta Selatan 1978-1990. Menyelesaikan  S1 di IKIP Jakarta Program Akuntansi 1995, S2 Magister Manajemen di Uhamka 2015 dan  S1 PGSD Uhamka 2019 di Jakarta Timur. Pernah mengajar di SMK Muhammadiyah 6 dan 7, Instruktur Nasional Akuntansi, MAN 10 Joglo Jakbar , Dosen Akuntansi LP3I di Jakarta dan Depok 2002-2013, sejak 2017 hingga sekarang  aktif sebagai guru SDN Duren sawit 14 Jakarta Timur.


Hasil karya Ibu Helwiyah , diantaranya ;


Pertemuan ini dibagi menjadi 4 sesi:
1. Pembukaan
2. Pemaparan materi 
3. Interaksi 
4. Tanya Jawab



Menurut KBBI Literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. 
Literasi digital adalah pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. (kompas.com). 


Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mencatat, peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia berdasarkan survei tahun 2018 berada dalam urutan bawah. PISA sendiri merupakan metode penilaian internasional yang menjadi indikator untuk mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global. Untuk nilai kompetensi Membaca, Indonesia berada dalam peringkat 72 dari 77 negara. Untuk nilai Matematika, berada di peringkat 72 dari 78 negara. Sedangkan nilai Sains berada di peringkat 70 dari 78 negara. Nilai tersebut cenderung stagnan dalam 10 - 15 tahun terakhir.
Sebagai langkah memperbaiki nilai PISA Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyiapkan lima strategi untuk menjalankan pembelajaran holistik demi mengembangkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul, yaitu;
Berikut 5 (lima) strategi yang dilakukan Nadiem, merangkum laman resmi Kemendikbud. 
1. Kepala sekolah dipilih dari guru-guru terbaik Strategi Transformasi kepemimpinan sekolah dilakukan dengan memilih generasi baru kepala sekolah dari guru-guru terbaik. Baca juga: Bila Belajar di Rumah Diperpanjang, Nadiem: Tak Harus Online dan Akademis Untuk mendukung penerapan strategi ini, Kemendikbud akan mengembangkan marketplace bantuan operasional sekolah (BOS) online. "Marketplace BOS online bertujuan memberikan kepala sekolah fleksibilitas, transparansi, dan waktu meningkatkan kualitas pembelajaran,” imbuh Mendikbud. 
2. Mencetak generasi guru "baru" Untuk meningkatkan kompetensi guru, Kemendikbud akan melaksanakan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk menghasilkan generasi guru baru. Kemendikbud juga akan mendorong munculnya kurang lebih 10.000 sekolah penggerak yang akan menjadi pusat pelatihan guru dan katalis bagi transformasi sekolah-sekolah lain. 
3. Menyederhanakan kurikulum Guru didorong untuk mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa. Strategi ini akan dilakukan dengan cara menyederhanakan kurikulum sehingga lebih fleksibel dan berorientasi pada kompetensi. Selain itu, akan dilakukan personalisasi dan segmentasi pembelajaran berdasarkan asesmen berkala.
4. AKM sebagai pengganti Ujian Nasional Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) akan digunakan untuk mengukur kinerja sekolah berdasarkan literasi dan numerasi siswa, dua kompetensi inti yang menjadi fokus tes internasional seperti PISA, Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS). Baca juga: UN 2020 Ditiadakan, Kenali Soal-soal Asesmen Pengganti UN Ini "Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar juga akan digunakan untuk mengukur aspek-aspek non-kognitif untuk mendapatkan gambaran mutu pendidikan secara holistik," ungkap Nadiem. 
5. Platform teknologi pendidikan berbasis mobile Kemendikbud akan mendorong ratusan Organisasi Penggerak untuk mendampingi guru-guru di Sekolah Penggerak. Selain itu, juga menggunakan platform teknologi pendidikan berbasis mobile dan bermitra dengan perusahaan teknologi pendidikan (education technology) kelas dunia. Termasuk menggerakkan puluhan ribu mahasiswa dari kampus-kampus terbaik untuk mengajar anak-anak di seluruh Indonesia. "Dengan semua strategi ini diharapkan pelajar Indonesia menjadi pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu berakhlak mulia, mandiri, kebinekaan global, gotong-royong, kreatif, dan bernalar kritis,” tutup Nadiem. (Kompas.Com).

DUNIA DIGITAL adalah Ketersediaan dan pengggunaan alat digital untuk berkomunikasi  di internet, perangkat digital , perangkat pintar dan tekhnologi lain.
DIGITAL WORLD adalah Wahana dimana pengunjung dapat bermain sambil belajar, yang menyajikan alat peraga interaktif mengenai teknologi berbasis digital.


7 Cara ampuh memaksimalkan potensi digital world 

1. Mindset/Pola Pikir
• Mulai dari hal kecil, segera mulai
• Tidak perlu bersaing
• Tidak perlu menyenangkan orang 
• Niat sedekah ilmu
• Investasi ke diri sendiri

2. Target Market/ Follower, berdasarkan :
• Jenis kelamin
• Problem
• Harapan
• Lokasi
• Usia

3. Menghargai Karya Orang Lain, buat merk/ciri khas sendiri

4. Hindari menyebarkan hoax

5. Posting Konten 
• Posting sehari sekali
• Membangun interaksi
• Menggunakan fitur live

6. Terus update skill
• Online advertising 
• Desain
• Video maker
• Copy writer

7. Konsisten, agar kita tetap eksis di dunia digital

Sesi diskusi sampai pada sesi tanya jawab dan memotivasi  dengan pemberian hadiah berupa buku. Kemudian moderator ibu MS Phia menambahkan semangat dengan memberikan tambahan berupa pulsa untuk pertanyaan yang diajukan oleh Bunda Ewi.

Alhamdulillah, kegiatan pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) pertemua ke 9  berjalan dengan lancar. Terima kasih kepada Ibu  Helwiyah yang telah tulus berbagi kepada kami semua. Semoga ilmu ibu berikan dapat mengantarkan kami kepada kebaikan, dan keberkahan bagi kita semua. Semoga  kita dapat meningkatkan dan memaksimalkan Potensi di Digital Word, Aamiin.

Parungpanjang, November 2021


M. Chaerudin, S.Pd


Rabu, 17 November 2021

Inklusivitas di dunia digital

 Nara Sumber : Bpk. Muliadi, S.Pd M.Pd
 Moderator     :  Bpk. Dail Ma'ruf
 Kelas             : Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)

Pertemuan ke 8 kegiatan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) 3 dilaksanakan pada hari Rabu 17 November 2021 di kelas ini kembali belajar tentang Literasi Digital dengan  Tema “ Inklusivitas di Dunia Digital ” dengan narasumber  Bpk. Muliadi, S.Pd M.Pd dan Moderator Bapak.Dail Ma'ruf dengan menggunakan aplikasi WhatsApp Grup.

Inklusivitas berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion” yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian inklusivitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial. Sebagai sebuah sikap, inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat digital.

Masyarakat digital adalah masyarakat yang struktur sosialnya adalah jaringan dengan mikro elektronik berbasis informasi digital dan teknologi komunikasi. Castells menyebutnya sebagai masyarakat jejaring (network society), yaitu masyarakat yang terbentuk dari interaksi dan komunikasi melalui perangkat digital. Secara sederhana saya menyebutnya, sebagai masyarakat yang aktif menggunaan media digital dalam berinteraksi, berkomonukasi, maupun membuat komunitas di dunia digital. Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.



Mengapa  masyarakat  digital mesti inklusif?

Ada beberapa alasan mengapa kita masyarakat digital harus inklusif, yaitu:

1. Internet bukan lagi barang baru di Indonesia. Oleh sebab itu internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapapun dengan mudah. Dari data yang ada, tercatat Indonesia sebagai salah satu pengguna smartphone terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah pengguna internet terbesar. Berdasarkan data internetworldstats, pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021. Sementara rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakases internet adalah 8 jam 52 menit atau sekitar 75% dari waktu yang tersedia. Ini luar biasa, mengingat hampir 3/4 waktu dihabiskan hanya untuk mengamati perangkat digital yang ada. Sebagian besar pengguna memanfaatkan media sosial untuk berinterkasi, berkomunikasi, atau sekedar mencari informasi. Tercatat aplikasi yang paling banyak digunakan secara berturut-turut yaitu youtube, whatsapp, instagram, facebook, lalu twitter.
2 : Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan mempeluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandagan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial. Oleh sebab itu, perlu disikap secara bijak dan benar, berbagai contoh perpecahan atau perkelahian antara warga terjadi hanya akibat penggunaan media sosial.
3: Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya sehingga mereka dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.
4.Hak untuk memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

Masyarakat digital harus dapat mampu bersimpati dan berempati kepada berbagai keunikan akibat keterbatasan fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan instrument atau aplikasi yang ramah kepada penyandang disabilitas agar setiap orang dengan segala keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangan diri.

dari alasan 1-4 mengungkapkan bahwa kita tidak bisa menghindari era digital... hanya 2 pilihan ikut atau ditinggalkan.  Lantas bagaimana sebaiknya kita menghadapinya?. dan sedbagai guru apa yang harus  kita lakukan?

3 hal penting dalam inklusivitas dunia digital : Keunikan fisik dan kemampuan, perbedaan dan keragaman dan Keunikan kemampuan.

Sikap inklusif tidak hanya melihat perbedaan dan keragaman sebagai sesuatu yang unik, tetapi juga harus dapat memfasilitasi setiap keunikan sehingga setiap individu atau kelompok masyarakat tertentu dapat menikmati layanan dan memperoleh hak-haknya, termasuk dalam menikmati dan memanfaatkan media digital. jika kita yang normal bisa nikmati serunya era digital dengan smartphone, bagaimana dengan saudara kita yang disabiltas?


Jadi inklusivif dalam dunia digital dapat ditinjau dari 2 sisi yaitu:

1.Inklusif bermakna terbuka yakni dapat menerima perbedaan bukan mempertajam perbedaan dengan cara lebih banyak mengusung nilai yang bersifat universal. Tidak memandang perbedaan sebagai hal yang bersifat eksklusif, alih-alih melakukan perundungan tetapi lebih pada memberikan edukasi yang benar tentang keragaman sebagai bagian dari kehidupan yang harus dihormati senyampang tidak melanggar norma dan hukum yang berlaku.

2.Inklusif bermakna adil bisa yakni dapat dinikmati semua kalangan dengan segala keragaman dan keterbatasan  fisik pengguna dan dari seluruh tempat di wilayah Indonesia.Hal ini merupakan tugas dari pengampu kebijakan yaitu pemerintah dengan cara memeratakan  lebih banyak infrastruktur dan menyediakan atau mensupport gawai atau aplikasi yang adaptable terhadap penyandang disabilitas.

Alhamdulillah, kegiatan pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) pertemua ke 8  berjalan dengan lancar. Terima kasih kepada Muliadi, S.Pd M.Pd yang telah tulus berbagi kepada kami semua. Semoga ilmu yang Bapak berikan dapat mengantarkan kami kepada kebaikan, dan keberkahan bagi kita semua. Aamiin


Parungpanjang 17 November 2021
Penulis, 



M. Chaerudin, S.Pd






MENYALURKAN HOBI DI PLATFORM DIGITAL

 Nara Sumber : Ibu. Ritawati,S.Kom
 Moderator     :  Ibu Rosminiyati
 Kelas             : Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)


Pertemuan ke 7 kegiatan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)  dilaksanakan pada hari Senin 15 November 2021 di kelas ini kembali belajar tentang Literasi Digital dengan  Tema “ Menyalurkan Hobi di Flatform Digital ” dengan narasumber  Ibu Ritawati,S.Kom dan Moderator Ibu. Rosminiyati, S.Kom dengan menggunakan aplikasi WhatsApp Grup.

Diskusi di mulai dengan narasumber meminta peserta mengisi voting atas hobi masing-masing dan ternyata hobi masing-masing peserta keren-keren. 



Jika hobi ini disalurkan melalui Platform Digital tentu akan sangat bermanfaat dan hasilnya akan di luar ekspetasi kita seperti Blog, Wordpress, website, Youtube, Quotes dan lain-lain. Jika hobi kita salurkan dengan tepat dalam media digital hasilnya akan di luar dugaan contoh saja para youtuber yang berpenghasilan fantastis. Apalagi kita sebagai guru jika banyak konten materi pelajaran yang kita buat tentu saja akan jauh lebih bermanfaat dan tentu saja menjadi ladang amal bagi kita yaitu ilmu yang bermanfaat. Hasilnya pun akan diluar ekspetasi kita, saya mulai diundang menjadi  moderator nasional, narasumber nasional salah satunya  karena aktif membuat konten di blog dan youtube.

Terdapat 5 manfaat bila kita menyalurkan hobi di platform digital, yaitu ;

1. Membangun Personal Branding
2. Bermanfaat bagi orang banyak.
3. Meninggalkan Jejak Digital
4. Mulai dikenal dan diundang dalam berbagai seminar / workshop
5. Mendapatkan Income Tambahan



Selain 5 manfaat yang telah saya tulisdengan aktif menggunakan Platform Digital kita akan semakin kreatif, Selalu ada ide baru untuk dituangkan hal tersebut tentu saja perlu dukungan komunitas dengan bergabungnya Bpk/ibu di dalam group GMLD ini semoga hobi Bpk/ibu dapat tersalurkan dengan maksimal.

Pemanfaatan platform digital yang beragam: blog, YouTube, dll. yang dapat disulap menjadi bentuk beragam pula, a.l buku.  Bahkan, membawa narasumber kita meraih prestasi yang luar biasa, antara lain menjadi moderator dan narasumber nasional.


Di akhir diskusi pada pertemuan ke 7 ini nara sumber ibu. Ritawati,S.kom memberika closing statemen dengan kutipan Ibu Kartini " Nothing is imposible in this world what we look upon today tomorrow maybe acomplished fact ".

Alhamdulillah, kegiatan pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) pertemua ke 7 berjalan dengan lancar. Terima kasih kepada Ibu Ritawati,S.kom yang telah tulus berbagi kepada kami semua. Semoga ilmu yang Bapak berikan dapat mengantarkan kami kepada kebaikan, dan keberkahan bagi kita semua. Aamiin

Parungpanjang, 15 November 2021
Penulis, 



M. Chaerudin, S.pd







MENJADI PEJUANG POSITIVY DITENGAH BADAI HOAX

 Nara Sumber : Ibu. MS. PHIA
 Moderator     : Bapak. Deni Darmawan
 Kelas             : Guru Motivator Literasi Digital (GMLD ) 



Pertemuan ke 6 kegiatan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)  dilaksanakan pada hari Jum'at 12 November 2021 di kelas ini kembali belajar tentang Literasi Digital dengan  Tema “ Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks ” dengan narasumber  Ibu MS Phia dan Moderator Bapak.Deni Darmawan menggunakan aplikasi Zoom.

MS Phia bernama lengkap Phia Selfiatri lahir  tanggal 13 September 1980 tinggal di Perum Gading Kencana Sukabumi, pendidikan terakhir Masters Degree in English Education(M.Ed).
Berikut CV dari Narasumber kita kali ini

CURRICULUM VITAE
PERSONAL DETAILS
Name : Phia Selfiarti
Address : Perum Gading Kencana Sukabumi
Nationality : Indonesian
Date of Birth : 13 September 1980
Education : Masters Degree in English Education(M.Ed)
Contact Details:
Telp : +62 81298670700
Email :selfiarti@gmail.com
YouTube Channel : @Ms.Phia
Blog : https://www.kompasiana.com/msphia https://msphia-bilingualblogger.blogspot.com/    http://msphiablog.wordpress.com

EDUCATION AND QUALIFICATIONS
LPKIA –Sukabumi
Diploma in Computer Accounting 
Open University, Bogor
Diploma in English for Interpreter
TEFL Foundation Training, International Englih – TEFL Canada
Diploma and Certified Teaching English As Foreign Language- Scholarship
Politeknik Pakujajar, Sukabumi.
Computer and networking Engineering Major – Scholarship
University Of Muhammadiyah Sukabumi
Graduate Degree majoring English Literature GPA 3.30
UNICAF – University Of West London – United Kingdom
Masters Degree Teaching Innovations & Technology – Scholarship GPA 3.64
Indraprasta PGRI University
Masters Degree majoring English education management GPA 3.72





Pertemuan kali ini sangat menarik karena narasumber membuka sesi dengan sesi diskusi bersama peserta berdasarkan  pengalaman, pendapat dan pertanyaan terkait  permasalahan pada media digital dan hoaks sserta fake news.




Hoax adalah berita bohong atau kabar palsu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks atau hoax adalah berita bohong atau berita tidak bersumber. Hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, sedang Fake News adalah Berita Palsu, Pertama, cerita yang tidak benar. Ini sepenuhnya merupakan cerita yang dibuat untuk membuat orang percaya sesuatu yang salah, untuk membeli produk tertentu, atau untuk mengunjungi situs web tertentu. Kedua, cerita yang memiliki beberapa kebenaran, tetapi tidak 100 persen akurat.

Jika fake news adalah berita bohong, berita buatan atau berita palsu yang tidak berdasarkan kenyataan, hoax justru informasi palsu, berita yang bisa berisi fakta sebenarnya namun telah dipelintir atau direkayasa.



Akibat Selalu Positive Thinking

Sehat jiwa raga
Bahagia
Terarah


Tips Untuk Tetap Positif







Alhamdulillah, demikian kegiatan pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) pertemua ke 6  berjalan dengan lancar. Terima kasih kepada Ibu. MS Phia yang telah tulus berbagi kepada kami semua. Semoga ilmu yang Ibu berikan dapat mengantarkan kami kepada kebaikan, dan keberkahan bagi kita semua. Semoga dengan ilmu yang kita dapat hari ini, kita dapat melakukan pencegahan berita Hoaks dan Fake News dan semoga kita dapat menjadi Pejuang Kebenaran Di Tengah Gempuran Hoaxs. Aamiin

Parungpanjang, 12 November 2021
Penulis, 



M. Chaerudin, S.Pd








Minggu, 14 November 2021

STARTEGI MENANGKAL HOAKS

Nara Sumber    : Ibu. Heni Mulyati, M.Pd
Moderator        :  Bapak. Dail
Grup                 : Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)


Pertemuan ke 5 kegiatan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) 3 dilaksanakan pada hari Rabu 10 November 2021 di kelas ini kembali belajar tentang Literasi Digital dengan  Tema “ Startegi Menagkal Hoaks ” dengan narasumber  Ibu Heni Mulyati, M.Pd dan Moderator Bapak.Dail dengan menggunakan aplikasi WhatsApp Grup.

Pertemuan ini dibagi menjadi 4 sesi:
1. Pembukaan ( Mengenal narasumber )
2. Penyajian materi oleh narasumber 
3. Sesi Tanya Jawab 
4. Penutup

Ibu. Heni Mulyati, M.Pd adalah seorang Guru Bimbingan Konseling, Beliau lahir di Cilacap, 11 Januari 1982, menamatkan pendidikan S1 dan S2 dari UNJ pada bidang bimbingan dan konseling dengan IPK 3,83  dan 3,71 , seorang pembicara handal atau narasumber dalam berbagai forum seminar, pelatihan, konferensi, dan Kursus, Tim Penulis Buku Informatika untuk SMA kelas X, XI, dan XII penerbit Andi. Koordinator Tim Buku Panduan (Literasi Media: Kurikulum, Panduan Fasilitator, dan Panduan Materi Narasumber) bekerja sama dengan Internews dan didukung USAID.
Jurnal ilmiah yang telah diterbitkan, antara lain:
Publikasi Jurnal Pelatihan Keterampilan Sosial untuk Mengatasi Kecemasan Sosial Pada Anak Menjelang Bebas di LPKA dalam Jurnal Edukasi (Jurnal Bimbingan dan Konseling) Vol. 6 Nomor 1 Januari 2020 dengan Nomor ISSN 2460-4917 (edisi cetak), dan (e-Journal) 2460-5794. tahun 2019
Publikasi jurnal: In Search of Indonesiaan-Based Digital Literacy Curriculum through TULAR NALAR.Penulis: S.I. Astuti, H. Mulyati, & G. Lumakto Presented at The 3rd Social and Humaniora Research Symposium 2020 (Sores 2020), Bandung, Indonesia, October 24. tahun 2020
Publikasi jurnal: Constructing TULAR NALAR: A Digital Literacy Curriculum for Specific Themes in Indonesia.Penulis: S.I. Astuti, H. Mulyati, & G. Lumakto Presented dan banyak lagi pengalaman kerja yang telah di jalaninya , rekam Jejaknya bisa dilihat dari CV yang telah di bagikan.

Kehadiran tehnologi digital disatu sisi banyak memberikan kebermanfaatan dalam berbagai sektor kehidupan. Kemajuan didunia industri digital telah membawah peradadapan manusia berkembang demikian pesat' Kehidupan bermasyarakat pun menjadi semakin terbuka, : Informasi dengan mudahnya dapat akses oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Informasi bukan barang langka. Dulu dijaman saya mahasiswa, ada satu pomeo "siapa yang menguasai informasi, dia menguasai dunia". Saat itu, akses terhadap informasi tertentu hanya milik orang-orang tertentu. Informasi menjadi barang berharga.

Sekarang terbalik, informasi demikian terbuka, siapa saja bisa memperoleh infromasi dengan mudah. Namun tantangannya, tidak semua informasi yang tersedia adalah informasi yang benar. Bahkan sering kali informasi yang benar harus "bersaing" dengan informasi yang tidak benar alias "Hoaks". limit benar dan salah menjadi sangat tipis, karena hampir-hampir kita tidak dapat membedakan mana informasi hoaks dan bukan hoaks.

Ada tiga hal yang dibahas pada sesi kali ini. 
Sesi 1 membahas tentang perkembangan era digital dan banjir informasi.
Sesi 2 mengenai hoaks, motif, jenis, ciri, dan dampaknya.
Sesi 3 membahas tentang tips periksa fakta secara singkat.



Perubahan teknologi juga berdampak pada masifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius. Belum lagi banyaknya grup percakapan yang kita ikuti. Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan banjirnya informasi ini. Yaitu:
1. Era Post Truth
2. Matinya kepakaran
3. Filter bubble dan echo chamber



Selain kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, ada sisi lain yang perlu jadi perhatian bersama, yaitu peredaran hoaks di masyarakat. Mafindo sendiri melakukan pemeriksaan fakta berdasarkan laporan yang masuk. Terdapat 2.298 hoaks selama tahun 2020.
Dilihat dari temanya, politik dan kesehatan menduduki peringkat dua terbesar dibanding tema-tema lainnya. (sumber: Litbang Mafindo).
Dilihat dari saluran peredarannya, FB, WA, dan Twitter menjadi tempat dimana hoaks banyak beredar.
Perubahan teknologi juga berdampak pada masifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius. Belum lagi banyaknya grup percakapan yang kita ikuti. Bisa jadi bagi beberapa orang situasi ini tidak nyaman. Ketika banyak informasi yang hadir pada satu waktu, Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan banjirnya informasi ini. Yaitu:
1. Era Post Truth
Era post truth ditandai dengan ketika suatu fakta diberikan, seseorang cenderung tidak menerimanya. Hal ini lebih dikarenakan emosi yang dominan dan keyakinan pribadi.  Misal, kita sudah percaya dengan si A. Ketika si B memberitahu bahwa ada fakta lain tentang A, kita akan menyangkalnya. Kita sudah yakin si A pasti benar dengan apa pun yang disampaikan.


2. Matinya kepakaran
Matinya kepakaran situasi yang perlu kita waspadai. Banyak orang, terutama masa pandemi, memberikan gagasan namun bukan ahli di bidangnya. Misal latar belakang A namun memberikan pandangan tentang bidang lainnya. Atau bukan ahli kesehatan, namun merasa paling tahu bidang kesehatan.


3. Filter bubble dan echo chamber
Ada hal lain yang perlu kita sadari, kita semua berada di gelembung-gelembung kelompok informasi. Misal, saya akan memblokir orang yang tidak sesuai dengan ide dan pemikiran saya. Dampaknya lingkaran kita terbatas pada orang-orang yang satu ide saja. Ada istilah lainnya yaitu filter bubble dan echo chamber.

Hoaks sendiri dari asalnya sudah digunakan abad ke-17. Asal kata ‘hocus’. Hocus pocus, mirip dengan sim salabim di sulap. Dari sisi pengertiannya, hoaks adalah infomasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar. Mengapa masih ada yang percaya hoaks? Banyak alasannya. Ini beberapa di antaranya:
1. Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata
2. Polarisasi masyarakat
3. Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta




contoh hoaks yang mungkin bapak dan ibu pernah dapat. Ada yang namanya satire atau parodi, konten palsu, koneksi yang salah.
Contoh berikutnya konten yang menyesatkan, konten yang salah, konten tiruan, dan konten yang dimanipulasi.

Apa saja ciri-ciri informasi hoaks? Sumber informasi tidak jelas, biasanya bangkitkan emosi, kelihatan ilmiah namun salah, isinya sembunyikan fakta, dan minta diviralkan.




Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho menguraikan lima langkah sederhana yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli. Berikut penjelasannya:
1. Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
 2. Cermati alamat situs
 Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita.
Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.
3. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.
Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
4. Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.
Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.

Ini Cara melaporkan berita atau informasi hoax
Apabila menjumpai informasi hoax, lalu bagaimana cara untuk mencegah agar tidak tersebar. Pengguna internet bisa melaporkan hoax tersebut melalui sarana yang tersedia di masing-masing media.
Untuk media sosial Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan dari netizen, biasanya Facebook akan menghapus status tersebut.
Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.
Kemudian, bagi pengguna internet Anda dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.
Masyarakat Indonesia Anti Hoax juga menyediakan laman data.turnbackhoax.id untuk menampung aduan hoax dari netizen. TurnBackHoax sekaligus berfungsi sebagai database berisi referensi berita hoax.

Alhamdulillah, kegiatan pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) pertemua ke 5  berjalan dengan lancar. Terima kasih kepada Ibu. Heni Mulyati, M.Pd yang telah tulus berbagi kepada kami semua. Semoga ilmu yang Ibu berikan dapat mengantarkan kami kepada kebaikan, dan keberkahan bagi kita semua. Semoga dengan ilmu yang kita dapat hari ini, kita dapat melakukan pencegahan berita Hoaks dan Fake News dengan strategi yang di dapat pada pelatihan hari ini untuk bekal anak-anak kita menghadapi  keberlimpahan informasi di era Tekhnologi Informasi. Aamiin


Parungpanjang , November 2021
M. Chaerudin


MEREVIEW BUKU

  Bagaimana Cara untuk Mereview Buku?   Kali ini, saya akan menjelaskan atau memberi tahu bagaimana caranya untuk mereview sebuah buku y...